Burung Emas

          Beratus-ratus tahun yang lalu, ada sebuah kuil kecil damai dengan tujuh biksu muda tinggal di dalamnya. Kuil ini jauh dari keramaian. Hal itu membuat beberapa biarawan merasa bosan.
Beberapa dari mereka terus bercerita betapa besar tempat tinggal mereka sendiri, sebelum mereka harus tinggal di kuil itu.
"Rumah saya lebih besar dari kuil ini. Juga ada halaman besar dan kolam ikan ", kata biksu pertama.
"Saya memiliki banyak pakaian. Saya bisa mengganti baju empat kali dalam sehari. Jadi saya tidak harus memakai pakaian bau ini sehari-hari ", kata biksu kedua.
"Para pembantuku bisa masak dua belas resep yang berbeda setiap kali saya ingin makan. Makanan buatan merek sangat lezat", kata biarawan ketiga.
Akhirnya, tiga dari para biksu meninggalkan kuil dan kembali ke kota asal mereka. Ada empat biksu tersisa di kuil. Sampai suatu hari mereka melihat seekor burung besar berwarna emas terbang di atas halaman. Kemudian empat helai bulu jatuh dari tubuh burung. Setelah para biksu memegang bulu itu, mereka tidak bisa melepaskannya. Burung itu langsung mencengkram biksu, dan membawa ke-empat nya terbang ke tempat-tempat di luar kuil. Mereka melihat rumah-rumah yang indah dan hidup mewah, tetapi mereka juga melihat perang, kemiskinan, kelaparan, dan orang-orang yang tidak memiliki rumah.
Ketika burung membawa biksu-biksu itu kembali ke kuil, mereka melihat ke sekeliling halaman. Mereka bersyukur kepada Tuhan karena mereka memiliki kehidupan yang damai dari sisi lain dunia.

0 komentar:

Posting Komentar